Sabtu, 09 Februari 2013


Abdillah Onim: Saya Gadaikan Nyawa untuk Bela Muslim Gaza

JAKARTA (voa-islam.com) - Abdillah Onim, pria asal Galela, Halmaher Utara, Maluku utara ini bertekad menetap di Gaza Palestina, berazam untuk menggadaikan nyawanya untuk membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
Ia menjadi duta representative Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Palestina sejak tahun 2009 hingga kini.
“Saya pertama kali ditugaskan pada tahun 2009 dan di Jalur Gaza selama 4 bulan untuk mengurusi surat izin tanah wakaf yang rencanya akan dibangun Rumah Sakit Indonesia. Selama di jaur gaza, ayah saya meninggal waktu itu tapi saya bertekad untuk tetap tinggal di jalur Gaza karena pengurusan surat itu sangat penting yang nantinya akan menjadi lokasi yang akan dibangun Rumah sakit Indonesia,” kata Abdillah Onim kepada voa-islam.com, yang saat ini sedang cuti dan berada di Indonesia, Jum’at (9/2/2013).
...Saya bersyukur karena sempat merasakan tragedi Mavi Marmara dan sempat dipenjara di Israel selama dua hari
Diantara kiprahnya yang lain di dunia internasional memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Aqsha, adalah ketika ia mengikuti misi kemanusiaan kapal Mavi Marmara yang dibajak Zionis Israel di tengah jalan.
“Ketika ada pelayaran kapal Mavi Maramara saya juga sempat ikut yang rencananya akan membawa bantuan ke jalur Gaza tetapi kapal kami dibajak oleh Zionis Israel. Saya bersyukur karena sempat merasakan tragedi Mavi Marmara dan sempat dipenjara di Israel selama dua hari setelah itu kami dideportasi ke Yordania. Selama di Yordania, niat saya memang ingin melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza. Tetapi karena ada satu dan lain hal, kami kembali ke Jakarta,” ujarnya.
Usai misi Mavi Marmara yang berujung pembantaian sejumlah aktivis kemanusiaan oleh Zionis Israel, bukannya membuatnya ciut nyali, namun insiden itu makin menguatkan azzamnya untuk mengadaikan nyawa demi membela saudara-saudara muslimnya di Palestina.
“Selama satu minggu di Jakarta, Alhamdulillah pada awal 2010 saya memilih tinggal di sana dan lebih memilih bersama teman-teman di sana. Saya lebih cenderung untuk menggadaikan nyawa saya untuk membela saudara-saudara kita di sana bersama teman-teman membela Palestina dan membebaskan masjid Al-Aqsha,” tegasnya.
...Saya lebih cenderung untuk menggadaikan nyawa saya untuk membela saudara-saudara kita di sana
Diantara pelajaran yang bisa diambil menurut Abdillah Onim selama tinggal di Palestina yakni ia bisa mengcopy pastedari warga Jalur Gaza, bagaimana mereka sikap sabar dan bersemangat mereka yang begitu kuat, walaupun wilayah mereka hingga kini masih diblokade oleh tentara Zionis Israel.
“Tentara zionis Israel itu memblokade Jalur Gaza dari semua lini, mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial, keamanan dan yang paling penting itu memang blokade keamanan. Setelah diblokade tentara Zionis Israel itu mengambil keuntungan, karena yang paling bisa dan mudah memasukkan barang-barang ke Jalur Gaza itu kan tentara Zionis Israel. Jadi mereka mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar