Berapa banyak volume magma dibawah lapisan bumi? Batuan cair atau
magma memiliki pengaruh kuat di Bumi yang menyebabkan letusan gunung
berapi merusak dan menghasilkan deposit mineral. Pengetahuan tentang
fenomena ini masih dibatasi fakta, bahwa sebagian besar magma mendingin
dan membeku beberapa kilometer di kedalaman Bumi.
Sampai saat ini ilmuwan hanya mengekspos dari permukaan, jejak yang
ditinggalkan selama jutaan tahun disebabkan oleh erosi. Para ilmuwan
tidak pernah mampu melacak gerakan magma di kedalaman yang tak
terjangkau. Tetapi baru-baru ini, tim ilmuwan dari Universitas Jenewa
(UNIGE) menemukan sebuah teknik inovatif yang mampu memberikan rincian
khusus dalam mengukur volume magma
dibawah lapisan Bumi, dimana hasil penelitian diterbitkan dalam jurnal Nature.
Ilmuwan Ungkap Misteri Volume Magma Kerak Bumi
Penelitian ini didukung tiga ilmuwan yang memiliki profesi sebagai
spesialis modeling, seorang ahli mineral Zircon, dan seroang ahli
vulkanologi. Mereka terfokus pada metode baru untuk memperkirakan aliran
dan volume magma yang dibutuhkan untuk membentuk ruang magma.
Teknik yang dikembangkan sangat memungkinkan untuk memperbaiki prediksi
letusan gunung berapi dimasa depan, serta mengidentifikasi daerah yang
kaya akan sumber daya alam terkait dengan keberadaan magma.
Profesor Urs Schaltegger telah mempelajari zirkon selama lebih dari
sepuluh tahun di laboratorium UNIGE. Menurutnya, kristal zirkon yang
ditemukan dalam magma dipadatkan menyimpan informasi penting, khususnya
tentang injeksi batuan cair kedalam ruang magma sebelum membeku dibawah
tanah. Zirkon mengandung unsur-unsur radioaktif yang memungkinkan
ilmuwan menentukan umurnya.
Beberap ilmuwan Section of Earth and Environmental Sciences of UNIGE
juga dilibatkan untuk mengumpulkan data menggunakan sampel alam dan
simulasi numerik. Guy Simpson menjelaskan, tehnik Modelling bisa
menetapkan berapa usia zirkon ketika mengkristal dalam reservoir magma
yang didinginkan, tergantung pada laju aliran suntikkan volume magma dan
ukuran reservoir.
Dalam laporan analisa yang mereka susun, ilmuwan mengusulkan suatu model
yang mampu menentukan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,
injeksi dan volume magma yang menumpuk pada kedalaman tidak dapat
diakses. Pada akhirnya mereka menetapkan bahwa pembentukan
kerak bumi, letusan gunung berapi super dan deposit mineral terjadi dalam kondisi berbeda tetapi sangat spesifik.
Profesor Luca Caricchi menjelaskan, mereka menentukan umur mineral
zircon yang diperoleh dari sampel kecil dan dipadatkan batuan magmatik.
Ilmuwan menggunakan hasil model matematika yang telah dikembangkan,
mereka mendapatkan volume seluruh magma, dan seberapa cepat reservoir
magma berkembang.
Menurut Profesor Luca Caricchi, informasi ini setidaknya menyatakan
bahwa ilmuwan dapat menentukan probabilitas sebuah peledak dalam letusan
gunung berapi dengan ukuran tertentu. Selain itu, model pengukuran
volume magma
akan menarik kalangan industri karena mereka mampu mengidentifikasi
daerah baru yang memiliki sumber daya alam besar seperti tembaga dan
emas.