Senin, 28 Januari 2013

pemerintah indonesia harus banyak belajar


China bisa bayar hutang dengan sebutir beras, SBY harus banyak belajar memimpin pada Mao!


cina yang sekarang muncul sebagai negara super power dahulunya pernah sangat miskin. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah satu milyar kala itu bukan perkara mudah bagi pemerintah Cina untuk mensejahterakan rakyatnya. Hutang luar negeri dari negara tetangga terdekat pun menjadi gantungan dari negara super power Uni Soviet.
Alkisah suatu hari terjadi perselisihan paham antara Mao Ze Dong pemimpin Cina era itu dengan pemimpin Uni Soviet. Perselisihan begitu panas sampai keluar pernyataan dari pemimpin Uni Soviet ”Sampai rakyat Cina harus berbagi satu celana dalam untuk dua orang pun, Cina tetap tidak akan mampu membayar hutangnya.”
Ucapan ini sangat menyinggung perasaan rakyat Cina. Rakyat di himbau untuk rela berkorban demi negaranya. Mao mengajak rakyatnya untuk menyisihkan sebutir beras untuk setiap anggota keluarga setiap kali mereka akan memasak. Jika satu rumah terdiri dari tiga orang maka cukup sisihkan tiga butir beras. Nah, beras yang disisihkan dari satu milyar penduduk Cina tersebut tidak di-KORUPSI tentunya akan menghasilkan satu milyar butir beras setiap harinya.
Hasilnya dikumpulkan ke pemerintah untuk dijual. Uangnya digunakan untuk membayar hutang kepada negara pemberi hutang yang telah menghina mereka.
Akhirnya Cina berhasil melunasi utang mereka ke Uni Soviet dalam waktu yang sangat cepat.
Keterhinaan yang mendalam telah membangkitkan rasa nasionalisme Cina untuk bangkit melawan hinaan tersebut dengan tindakan nyata, bukan hanya sekedar tindakan seremonial, pidato, upacara di stadion besar.
Cina sebenarnya negara kaya hanya saja politik tertutup dia yang membuat Cina tertinggal dari negara di kawasan itu misal Jepang, Korea dan Rusia. Mao Zedong mengajarkan komunisme dengan basis petani agar jutaan penduduk bisa makan dengan kenyang, dan sejarah telah membuktikan bahwa di Cina tidak ada pemberontakan karena kelaparan. Paradigma Cina menjadi bergeser setelah kebijakan Mao Zedong yaitu banyak warga Cina yang merantau dan mendapat pendidikan sehingga mereka melek yang namanya demokrasi atau keterbukaan. Inilah yang mendasari Tiananmen.
Sementara Rusia pada dasarnya negara miskin. Hanya saja karena perang dingin membuat mereka akhirnya terlihat maju. Dengan perestroika dan glasnotz begitu saja USSR pecah menjadi negara-negara Balkan. Sistem komunis dengan dasar buruh sangat rentan terhadap pergolakan politik. Contohnya Polandia dengan Lech Wolenska.
Roshov pernah mengatakan (ini bahasa satire saya) : “Rusia itu besar, seperti beruang kutub. Tapi sekali hibernasi dia akan tidur, entah kapan akan bangun lagi”, sementara Cina terus berkembang dan pemerintahnya hanya dengan sistem monopolistik bisa meruntuhkan semua hegemoni yang berlangsung di Amerika (sistem demokrasi), Inggris (sistem Kerajaan), atau Timur Tengah (sistem Kerajaan).
Banyak orang meramalkan bahwa Cina akan mengalami bubble ekonomi, tapi ternyata yang mengalami guncangan ekonomi justru Amerika dan Eropa. Tidak kurang dari dua kali Amerika terus digerogoti. Begitu pun juga Eropa. Tidak kurang Islandia, Yunani dan Italia. Ekonomi mereka terus digerogoti. Ujung ujungnya IMF.
Beberapa minggu yang lalu, seorang wartawan dari Jurnas, pernah tanya ke saya, “Kenapa Cina terus membangun infrastruktur? sementara di belahan bumi yang lain banyak negara mulai menunjukkan ekonomi mereka yang rontok”. Saya jawab, “Bagaimana akan rontok ekonomi Cina, lha wong yang makan saja setiap hari harus 3 x 1 Milyar” (orang). Artinya seberapa besar ekonomi yang dipunyai Cina, maka tiap pagi kita masih akan melihat pria-wanita Cina selalu pergi ke kedai mie untuk sarapan pagi dan tepat jam 8 mereka sudah ada di kantor masing-masing (Guilin, 2009).
Ada sebuah novel “Noah of Ark” yang menggambarkan sebuah pembangunan di sebuah pangkalan militer dalam dasar laut yang dilengkapi dengan persenjataan nuklir (undetected) di dalam sebuah kubah raksasa berkemampuan 1.000 orang serta mampu untuk bertahan hidup selama 6 bulan. Dilengkapi persenjataan laut – udara dan laut – darat dan mampu menahan gempuran 500x torpedo dari USS Eisenhower. Ternyata itu adalah pangkalan militer Cina yg terletak di dasar laut Cina Selatan, apakah ini fiksi atau non fiksi ? Kita tunggu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar